Judul tulisan diatas sebenernya terinspirasi dari nama sebuah film Indonesia yang dibintangi oleh lima orang generasi muda yang sedang ‘naik daun’ sekitar tahun 2007 , yaitu “Bukan Bintang Biasa” the movie. Tapi sebentar…., saya tidak sedang ingin bercerita tentang film ataupun pelakonnya, tetapi hanya mengambil ide judul itu menjadi “Bukan Jum’at Biasa”. Hehehe.. lebay pisan…
Jum’at, 2 April 2010 lalu, bukanlah Jum’at biasa, karena hari Jum’at yang biasanya saya isi dengan aktivitas kerja, kali ini terasa lebih santai lantaran hari libur nasional dalam rangka Paskah. Kali ini tidak ada rencana khusus untuk mengisi liburan, tetapi berada dirumah saja terus-menerus tanpa kegiatan khusus, juga membosankan .
Banyak cara untuk mengisi long weekend dan masyarakat menyambut gembira yang kebetulan hari liburnya jatuh di awal bulan ini. Tuti teman saya misalnya, menjadwalkan pulang kampung ke tempat kelahirannya di Solo Jawa tengah. Bahkan ia menambah satu hari lagi sebagai strategi agar waktu kembalinya ke Jakarta tidak berduyun-duyun seperti suasana mudik lebaran.
Berbagai rencana jauh-jauh hari dipersiapkan masyarakat, terutama penghuni kota metropolitan Jakarta ini dengan pergi ke Puncak atau ke Pantai. Entah kenapa, rasanya enggan beramai-ramai jalan-jalan ke tempat yang banyak dipadati orang. Bukannya menghilangkan stress, yang ada malah menghadirkan stress pikir saya.
Akhirnya, sesuatu yang muncul dalam dunia kartun digambarkan dengan simbol lampu diatas kepala itu datang juga. Yaitu mengajak orang-orang dilingkungan rumah saya Sholat Jum’at ke Masjid Istiqlal ! baik yang laki-laki maupun perempuan. Yakin , ibu-ibu diajak Jum’atan ???
Kenapa nggak ? dalam hati saya… So.., let’s go to ! Langkah saya semakin mantap manakala kaki ini memasuk salah satu dari gerbang Masjid Istiqlal yang bernama Arrahman, setelah sebelumnya mengendarai kendaraan selama kurang lebih 45 menit dari rumah.
Sholat di Masjid Istiqlal
Datang, diam dan duduk tenang dalam masjid setelah saya sholat ta’khiyatul masjid, sambil menunggu waktu shalat pkl. 11.59, dengan takjub saya memandangi kemegahan masjid dari lantai dasar ruang utama. Tampak pula di lantai dua barisan jamaah wanita dengan rapi berjajar menunggu dimulainya sholat Jum’at.
Khotib DR. H. Aceng Rahmat,Mpd, naik mimbar setelah gema bedug yang menandakan waktu sholat Jum’at tiba, diawali dengan kumandang suara adzan sebanyak dua kali. Saya selalu mencatat, bahwasanya khotib di Masjid yang pernah menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara ini selalu berbobot / berkualitas.
Content Khutbah
Khotib dalam khutbahnya menyampaikan keprihatinannya atas diajukannya uji materi judicial review atas undang-undang yang diajukan oleh kelompok-kelompok tertentu ke Mahkamah Konstitusi. Undang-undang itu adalah UU no. 1 tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama. Selama lebih 45 tahun berlalu sejak era presiden pertama RI, baru kali ini UU ini dipermasalahkan.
Pihak yang tergabung dalam Tim Advokasi Kebebasan Beragama pada akhir Nopember 2009 lalu mempermasalahkannya karena beranggapan UU itu bertentangan dengan UUD 1945. Tim yang beranggotakan:
- Gus Dur (mantan presiden RI yang dianggap pluralis, liberalis yang sekarang sudah almarhum)
- Siti Musdah Mulia (seorang Dosen Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah yang pernah menjadi kontroversi karena pemikirannya bahwa Islam mengakui Lesbian dan Homoseksual, yang menurutnya Al Qur’an surat Al A’raf 80-84 dan Hud 77-82 tidak melarang secara eksplisit homoseksualitas dan lesbianisme.) ,
- Dawam Rahardho
- Asmara Nababan
meminta peraturan itu dicabut karena dianggap bertentangan dengan peraturan lainnya.
Informasi tambahan
Menurut majalah Al Wa’ie terbitan No. 116 Tahun X, 1-30 April 2010, perbedaan pendapat antara Pemerintahan yang diwakili oleh Kementrian Agama dengan Mahkamah Konstitusi (MK) terjadi, karena Pihak Pemerintah beranggapan seharusnya MK tidak mengizinkan pemohon (Tim Advokasi Kebebasan Beragama). Alasannya adalah bahwa pihak pemohon judicial review bukanlah pihak yang dirugikan hak dan kewenangan konstitusionalnya. Namun ketua MK, Mahfud MD menyatakan bahwa pemohon sudah memenuhi kualifikasi / legal standing.
Di akhir khutbah pertama, Khatib berharap dan mendoakan agar MK dapat bersikap adil dalam menentukan putusan Mahkamah Konstitusi. Akhirnya sholat Jum’at itu dimulai sekitar pukul 12.35 dan dilanjutkan dengan shalat ghaib untuk almarhum yang sebelumnya telah disebutkan namanya.
Hmmm.., memang hari Jum’at 2 April 2010 bukanlah Jum’at biasa. karena saya merasa mendapatkan manfaat yang baik dari isi khutbah yang awalnya belum saya ketahui sama sekali. Mengajak anggota keluarga baik laki-laki dan perempuan sholat Jum’at berjamaah bersama. Suatu jenis kegiatan yang jarang dilakukan terutama bagi muslimah, walaupun mereka harus menambahkan 2 rakaat lagi setelah Imam menutup shalat dengan salam bagi laki-laki.
long weekend ke istiqlal??very nice idea…
by the way,,kl cewe ikutan salat jumat harus nambah 2 rakaat lg tuh?wahhh…salah dong saya waktu itu…
Hi Tiwi,
Iya, kalo Jum’at biasa sih bisa aja berangkat sendiri atau ma temen2 . Yang ini Jum’at libur kapan lagi … kecuali tanggal Merah.
Di beberapa Jum’atan yang pernah saya ikuti yang ada di beberapa Masjid antara lain Masjid Istiqlal, Islamic Village, jama’ah puteri-nya menambah dua rakaat lagi, lantaran Shalat Jum’at yang cuma dua rakaat itu wajibnya untuk laki2 saja. Sementara, bagi wanita wajibnya adalah 4 rakaat seperti dhuhur biasa, begitulah mereka berpendapat.
Bukan Ide Biasa tuh untuk mengisi liburan, apalagi untuk perempuan. Salut buat mas adelays…
Pernah juga 2x ikut sholat jumat, seru ternyata. (apa krn skalian jalan2 keluar kota ya makanya jadi seru? hehe..). Rasanya beda aja sama sholat sunah yg lain.. 🙂
Hi Frid…
Gak sangka bakalan online malam2 gini.. belum tidur kah ???
Hmm yep… pastinya beda karena jarang2 bisa jum’atan sementara di masjid2 lain pada umumnya cuma jamaa’ah co isinya.
xixixi… jadi inget waktu SD dulu diwajibkan ma guru agama buat jumatan n nyatet khutbahnya ma minta tandatangan khatib plus stempelnya… ada ga di istiqlal deretan anak2 sekolah kek gtu de??
met apdet yaa.. setelah sekianlama menghilang dari peredaran… ^^
Sunflo….Hehehe.. rasanya nggak ada deh..
Kalopun ada, Khotibnya bakalan ketiban kerjaan baru ala artis yang dimintai tandatangannya.
Salam kenal dulu mas Adelays. Postingnya mantap sekali.
Sri Dewi Malam…
Silakan…
Terima kasih…
Wah… isi khotbahnya juga nggak biasa ya… (spertinya sih 🙂 )
Contentnya saya sendiri baru terupdate setelah mendengar dan membaca beberapa buku/majalah.
Ide yang bagus banget untuk mengisi weekend…
Kapan nih bisa safari Jum’atan lagi…. Al Azhar… Sunda Kelapa… Masjid Kebun Jeruk… Istiqlal… mana lagi ya ???
Jum’at kemarin kami (temen2 Tim USY) ke Mesjid Pangeran Jayakarta di Jatinegara… sayang saya ndak pinter motret & cerita kaya’ Adelay…. coba kalo pinter waaahh….pokoknya ada suasana ibadah yang lain lah… Insya Allah untuk nambah semangat beribadah..he..he..he… tetap SEMANGAT !!!!!
Kalo hari Jum’at biasa (yang nggak libur) sih.. kayanya agak sulit terwujud deh..
Jadi mumpung Jum’at nya luar biasa ya begitulah salah satu caranya, hehehe…
Sementara kalo bareng2 temen2 Safari Jum’atannya bisa dimulai lagee neh.. hehehhe….
Assalamu’alaikum,
Subhanallah, sungguh ide yang sangat bagus sekali Mas Adelay, mengisi liburan mengajak keluarga ke Masjid bersama2 . Liburan yg spt inilah yg manfaat bagi dunia-akhirat kita. saya salut, pertahankan ya Mas… (Dewi Yana)
Waalaikumsalam Mbak Dewi yana.
Boleh juga jama’ahnya diajak Jum’atan bareng di Istiqlal tuh mbak. Insya allah tambah meriah…
Duh, hebatnya dirimu De’. berlibur dgn sholat ke masjid terbesar di asia tenggara, benar2 teladan yg patut dicontoh bagi kami semua.
semoga selalu sehat.
salam
Hi Bunda, mudah2an menjadi teladan. Lumayan menambah maraknya masjid dikala libur.
Assalaamu’alaikum…
Acara libur yang bagus buat bersama keluarga ya mas. Seringnya kita memikirkan libur di puncak atau ke pantai. Pada hal masjid itu tanda perkumpulan di mana banyak orang bisa berkumpul sambil mengingat Allah.
Subhanallah… Saya nggak pernah coba solat Jum’at di masjid. Pingin juga merasakannya suatu hari nanti. Ide mas Adelays di atas memberi inspirasi buat saya untuk melakukannya. Terima kasih sudah berbagi ilmu. Mudah2an mas Adelays dirahmati Allah atas usaha mengajak orang2 ke jalan kebaikan. Amiin. Wassalam
Hi Sri Dewi..
Bolehlah sekali sekali nggak puncak, pantai terus.. betul nggak , 🙂
bukan liburan biasa. banyak diantara kita yang telah melupakan mesjid dengan alasan sibuk
Insya Allah Mas.. setelah masjid terbesar di Asia Tenggara, akan ke Masjid sebagai pusaran dunia, alias Ka’bah.
Amiin
Ake pernah jalan-jalan ke Masjid Istiqlal tapi cuman di luar aja… melihat foto-foto dari dalam masjid kayaknya megah banget yah!
Emang megah banget Yun, cocok buat jama’ah yang banyaknya seabreg kalo ngumpul semua.
hm… kalo kopdaran di istiqlal seru kali yak 😀
pakabar?
Hi Quinie..,
Asiq juga tuh.. Mo coba Jum’atan disana ?
Alhamdulillah kabar baik.
akubaru ke situ sekali itu juga karena ada acara di us embassy
tapi pada saat itu agak sedikit kecewa karena kelihatan kotor
kabar baik adeeee 😀
Maintain sesuatu yang besar tidak mudah. Terkadang, kita memang lemah dalam perawatan.
hmmm,,, saya juga baru sekali kesana,, waktu masih kelas 6 SD..
salam kenal… 😀
Hai Arif, salam kenal juga,
jadi ingat waktu thn 2006 saya berkunjung ke Masjid Istiqlal,liburan bersama ibunda tercinta 🙂
Mbak Nurita,
Insya allah masih sama dengan yang tahun 2006 lalu.
maha suci Allah.
dari tangan mas , saya bisa merasakan suasana masjid saat itu, ademmm bangett. karya jempolan
salam hangat.
Btul mas Andioka,
Tanpa pendingin ruangan aja adem… apalagi suasananya disana, menyejukkan hati.
assalamualaykum kang
hehehehe
silaturahmi
pengennya ke istiqlal.
bahasannya ko tentang itu ya khotibnya?!
aneh. hehehe
Waalaikumsalam….
Halo Kang Rizki… Begitulah bahasan-nya. Tentang keprihatinan terhadap uji materi UU yang sejak tahun 1965 tidak pernah dipermasalahkan tapi kali ini diajukan judicial review .
siang, mas adelay…
menyapamu di hari jumat…
bgmn dg jumat kali ini, mas?
shalat jumat di masjid mana lg nih? 😀
Siang juga Vany…terimakasih sapaannya..
Jum’at kali ini biasa biasa aja.. sholat jum’atannya di masjid deket tempat kerja.
Masyaallah,masjidnya megah ya.Setahuku kaum perempuan sebaiknya beribadah di rumah saja.Btw, selamat menjalankan ibadah sholat jum’at bro.Nitip do’a ya heheh.
Hi Aishah…
Memang kalau di KSA jarang yach..
Disini sih sebenernya juga jarang tapi ada di masjid2 tertentu, karena memang nggak wajib buat wanita.
jadi pengen nge-shot Istiqlal buat materi blog foto ku….
(sori ya, baru mampir lagi dimarih…heheheeee)
Hi May…
Silakan kalau memang ter-inspirasi buat take pict Masjid Istiqlal.
sebenarnya setiap hari jumat bukanlah hari yang biasa2 saja. karena memang kalau kita memperhatikan baik, hehe.
Nggak biasanya karena libur nasional dan bisa jum’atan bersama-sama. 🙂
Jum’at biasa nggak libur nasional kan??? 🙂
Betul-betul bukan Jum’at biasa…ide yang bisa ditiru nih, bersama-sama ke mesjid raya di kota kita, dengan tetangga, laki-laki dan perempuan… 🙂
Apalagi dilakukan saat liburan yang pas hari Jum’at, wah, pasti rasanya semakin luar biasa…ide yang kreatif!
Bisa jadi dengan kebersamaan itu insya allah akan menambah nilai silaturahmi dengan lingkungan sekitar …
Masjid Istiqlal…..
hmm…dulu waktu kecil dan tinggal di kampung, kalau lebaran pasti deh, ada liputan suasana sholat Ied di masjid ini. hanya bisa kulihat masjid besar ii di TV!
setelah kerja di Jakarta, baru deh, bisa melihat langsung kemegahan masjid ini, meskipun hanya melihatnya dari luar saja… Masjid yang benar-benar mengangumkan!
Hai.. mbak Nana,
Bagaimana dengan dinegara tempat mbak sekarang tinggal di Norwegia?
Apakah ada masjid besar di kota2 disana ?
aku baru sekali ngeliat masjid Istiqlal 😀
Hmmm…Melly..
Liat di TV sering dunks…
blue dulu suka sholat di sana..heheheh namun kalau pulang sekolah blue juga suka datang ke gereja yang ada di sebelahnya
blue jadi kangen untuk sholat di masjid istiqlal
salam hangat dari blue
Blue… Salam Hangat juga dari Adelays
mas Adelays, sholat jumat yang dikerjakan pada hari libur memang bukan sesuatu yang biasa, salut sekali. saya pernah berjamaah di mesjid Istiqlal dalam rangka tour anak sekolah, atmosfernya benar-benar berbeda dan membuat takjub.
Terimakasih Mamah Aline…
Assalamualaikum..
wahh.. sudah lama tidak ada khabar 🙂
adelay juga sudah jarang menulis ya?
teruskan tulisannya….
p/s- mana fotonya mas? tetap di nanti hehe send terus ke gmail saja ya?
Waalaikumsalam
Hi Kembayau Apa khabar Australia…? Masih Sibuk kuliah kah…?
Menulis masih .. tapi bedanya sekarang Kembayau yang jarang mampir.. hehehe….
Masjid istiqlal dengan masjid Al Muqadi di Amerika lebih besar mana?
Belum pernah ke Masjid AlMuqadi Amerika, 😉
aku solat di mesjid istiqlal baru sekali.. waktu itu mampir solat ashar..
Lumayan mas Madimuktiyono, pernah walaupun sekali…
Bisa diceritakan dan share ke rekans2.
jumat yang indah!
Mudah2an demikian untuk Hajriansyah di Banjar….